Kamis, 21 Maret 2013

Metode Ilmiah (Contoh Kasus)



Pada tahun 1994, untuk menunjukkan keuntungan-keuntungan dari pemerintahan komunis, pemerintah Cina mengundang pemanufaktur mobil seluruh dunia untuk membuat rencana desain mobil untuk memenuhi kebutuhan populasinya yang padat. Satu gelombang kekayaan baru tiba-tiba menciptakan sejumlah besar keluarga kalangan menegah Cina dengan cukup uang untuk membeli dan merawat mobil pribadi. Cina siap bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing untuk menciptakan dan mengoperasikan pabrik-pabrik mobil di wilayahnya. Pabrik-pabrik ini tidak hanya memproduksi mobil untuk persediaan pasar internal Cina, namun juga membuat mobil-mobil untuk ekspor ke luar negeri dan yang pasti mampu menghasilkan ribuan lapangan kerja baru.
Pemerintah Cina mensyaratkan bahwa mobil baru yang akan diproduksi harganya harus lebih dari $5000, berukuran kecil, cukup untuk keluarga dengan satu anak, cukup kuat untuk bertahan melewati jalanan Cina yang terbilang kurang baik, tidak hanya menghasilkan polusi, menggunakan suku cadang yang sebagian besar buatan Cina, dan diproduksi melalui perjanjian kerja sama antara Cina dengan perusahaan asing. Para ahli mengantisipasi bahwa pabrik-pabrik baru ini tidak akan banyak menggunakan otomatisasi, namun menggunakan teknologi padat karya agar bisa memanfaatkan tenaga kerja Cina yang murah.  
Pasar Cina merupakan peluang yang sangat baik bagi General Motors, Ford, dan Chysler, serta perusahaan-perusahaan mobil terkemuka di Jepang, Eropa, dan Korea. Dengan populasi 1,2 miliar jiwa dan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun hampir dua digit, Cina memperkirakan bahwa dalam 40 tahun ke depan, antara 200 sampai 300 juta kendaraan bermotor akan dibeli oleh warga Cina. 
Namun demikian, kalangan pecinta lingkungan menentang keinginan pemanufakturan mobil untuk menjawab panggilan pemerintah Cina. Menurut mereka, pasar energy dunia, khususnya minyak, sebagian besar didasarkan pada fakta bahwa Cina, dengan populasinya yang besar, menggunkan tingkat energi yang relatif sedikit. Pada tahun 1994, konsumsi minyak per individu di Cina hanya seperenam Jepang, dan seperempat Taiwan. Jika konsumsi di Cina naik hanya dalam tingkat sedang sekalipun seperti tingkat konsumsi di Korea Selatan, maka Cina akan mengkonsumsi dua kali jumlah minyak yang dikonsumsi Amerika Serikat. Saat ini, Amerika mengkonsumsi seperempat persediaan minyak tahunan dunia, dan sekitar separuhnya diimpor dari negara lain. 
Seberapa pun bebas-polusinya deain mobil baru tersebut, pengaruh kumulatif terhadap lingkungan dari semakin banyaknya mobil di dunia tidak akan bisa dihindari. Bahkan mobil-mobil bebas polusi menghasilkan karbon dioksida saat pembakaran bahan bakar, sehingga otomatis semakin memperburuk pengaruh rumah kaca. Para teknisi menyatakan bahwa akan cukup sulit, jika tidak bisa dikatakan tidak mungkin, untuk memproduksi mobil bebas-polusi seharga di bawah $5000. Konverter catalytic saja, yang bertugas menekan polusi, harganya $200 per mobil. Sebagai tambahan, pengilangan minyak Cina di desain untuk menghasilkan bensin dengan kadar timah yang tinggi. Dan untuk mengubahnya agar bisa memproduksi bensin dengan kadar timah yang rendah diperlukan investasi yang kemungkinan besar tidak ingin dilakukan oleh pemerintah Cina.
Sebagian perusahaan mobil mempertimbangkan membuat desain mobil listrik karena Cina memiliki cadangan batu bara yang melimpah dan bisa dipakai untuk menghasilkan listrik. Pembangunan sistem pembangkit listrik seperti ini juga memerlukan investasi raksasa yang kemungkinan besar juga tidak diminta pemerintah Cina. Lebih jauh lagi, karena batu bara termasuk bahan bakar fosil, maka mengganti mobil berbahan bakar minyak dengan mobil listrik namun menggunakan pembakaran batu bara, tetap saja akan menghasilkan jumlah karbon dioksida yang cukup besar ke atmosfer. 
Banyak pejabat pemerintah yang juga menghawatirkan implikasi-implikasi politik setelah Cina menjadi konsumen minyak terbesar dunia. Jika Cina menambah konsumsi minyak, maka mereka harus mengimpor semuanya dari negera-negara eksporter minyak dunia, dan ini membawa risiko-risiko politik, ekonomi, militer yang lumayan besar. Banyak pejabat yang menghawatirkan kalau-kalau Cina nanti akan menjual senjata untuk membeli minyak dari Iran dan Irak, yang dalam hal ini akan memperbesar risiko terjadinya konfrontasi militer. Pendek kata, karena persediaan minyak dunia terbatas, kenaikan permintaan kemungkinan besar akan menaikan potensi konflik.

Analisis:
Dari kasus ini, pendekatan yang paling baik menurut kami adalah biaya dan keuntungan. Teknologi pengendalian polusi berhasil mengembangkan metode-metode yang efektif, namun biaya yg diperlukan relatif mahal. Teknik pengendalian polusi udara termasuk penggunaan bahan bakar dan prosedur pembakaran yang lebih bersih menggunakan filter atau penyaring polusi. Namun, ada kemungkinan para produsen mobil tersebut melakukan investasi terlalu besar untuk perlatan pengendalian polusi. Biaya dari kerugian yang diakibatkan dari bahan pencemar ini sangat tinggi.

Kesimpulan: 
a. Jika dilihat dari sudut pandang etika, perusahaan-perusahaan mobil dunia menyerahkan rancangan mobil mereka ke Cina merupakan sesuatu yang tidak bisa dipandang sebagai hal yang salah. Hubungan antara dua atau beberapa pihak yang sehat, pada dasarnya asas saling memberi dan menerima (take and give) harus berupaya diwujudkan.
b. Pendekatan yang paling baik adalah biaya dan keuntungan. Tekonologi pengendalian polusi berhasil mengembangkan metode-metode yang efektif, namun biaya yg diperlukan relatif mahal. Teknik pengendalian polusi udara termasuk penggunaan bahan bakar dan prosedur pembakaran yang lebih bersih menggunakan filter atau penyaring polusi. Namun, ada kemungkinan para produsen mobil tersebut melakukan investasi terlalu besar untuk perlatan pengendalian polusi.
c.   Tindakan intervensi merupakan tindakan yang wajar apabila suatu negara seperti Amerika Serikat guna membantu keberhasilan upaya perusahaan asal negara yang melakukan kerja sama ekonomi di luar negeri, dalam hal ini negara Cina. Karena setiap negara pada dasarnya selalu ingin memperjuangkan kepentingannya dan memperoleh keuntungan politis dan ekonomi dalam hubungannya dengan negara lain dan hendaknya diupayakan agar terlihat sebagai hal yang bukan sebagai intervensi, sehingga tetap terkesan elegan di mata dunia internasional.
d.  Berdasarkan kasus diatas dapat dikatakan bahwa kasus ini berhubungan dengan metode ilmiah, karena kasus tersebut mempunyai data dan fakta.

sumber: http://feelinbali.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar