Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri, pertanian, dan lain-lain. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan perdagangan biasanya bukan merupakan limbah yang berbahaya. Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, maka dapat menjadi ancaman serius bagi kelestarian dan keindahan alam. Sebaliknya, apabila sampah dikelola dengan baik, maka akan memiliki nilai potensial tinggi.
Saat ini, sampah di Indonesia masih ditangani secara tradisional, yaitu dikumpulkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau dibakar. Jarang sekali ada orang yang mau berpikir bagaimana menangani sampah dengan serius dan konsisten hingga menjadi bermanfaat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Berdasarkan jenisnya, sampah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Sampah Organik
Yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa-sisa makanan, sayuran, buah-buahan, daun-daun kering, dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat diolah menjadi kompos melalui proses pembusukan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga menjadi 25%.
2. Sampah Anorganik
Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kaleng, wadah pembungkus makanan, gelas/botol, kaca, besi, dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat dijual atau didaur ulang menjadi benda yang bermanfaat.
Sampah Plastik
Saat ini tidak mudah bagi kita untuk hidup tanpa plastik. Setiap berbelanja, mulai dari supermarket sampai tukang sayur keliling pasti menggunakan plastik dalam wujud "kantong kresek". Tidak mengherankan bila Dinas Kebersihan Jakarta mencatat 57% dari 6000 ton sampah yang dihasilkan warga Jakarta setiap harinya adalah sampah plastik.
Plastik membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk terurai di dalam tanah. Saat plastik memenuhi daratan dan aliran air, sudah dapat dipastikan akan mendatangkan bahaya banjir karena tersumbatnya aliran air. Dalam proses pembuatannya, plastik yang berbahan dasar minyak bumi, membutuhkan energi yang melimpah. Artinya, akan semakin banyak Co2 yang dilepaskan ke atmosfir yang memperparah pemanasan bumi.
Mulailah Memilah Sampah
Proses pemilahan sampah adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga mulai dari sekarang. Karena, apabila sampah dibiarkan begitu saja muka bumi ini akan penuh dengan sampah yang tidak bisa hancur selama ratusan tahun. Kegiatan memilah sampah rumah tangga dimulai dari disediakannya 2 jenis tempat sampah di setiap rumah, yaitu tempat sampah kering(anorganik) dan tempat sampah basah(organik).
Selanjutnya buat kesepakatan dengan setiap anggota keluarga tentang memilah sampah yang akan dibuang. Sekecil apapun sampah, tetap harus dibuang ke tempatnya. Apabila sedang berada di luar rumah, kita juga harus tetap memiliki disiplin untuk memilah sampah ini.
Langkah berikutnya adalah kita harus memiliki hubungan dengan agen sampah kering yang sekarang banyak bermunculan. Bila perlu kita dapat menjadi pelopor untuk mengkoordinir sampah-sampah kering di lingkungan kita masing-masing, sehingga agen sampah kering tersebut dapat mengambil sampah dari beberapa rumah sekaligus. Langkah sederhana ini akan membawa dampak positif yang sangat besar tehadap lingkungan dimana kita tinggal. Perhatikan berapa jumlah sampah yang akan berkurang di lingkungan kita dan bagaimana kita dapat mengubah sampah kering menjadi sesuatu yang memiliki nilai yang nominal. Yang paling penting adalah kita tidak akan mewariskan tanah yang sudah tercemar maupun debit air yang menyusut pada anak cucu kita kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar